Pemasaran usaha susu kedelai cair (fresh) yang banyak dijumpai adalah dengan menitipkan susu kedelai yang telah dibungkus plastik ke warung-warung penjual makanan, penjual kue, kantin sekolah, penjual sayur dsb. Dan salah satu kendala yang sering dihadapi usahawan susu kedelai adalah susu kedelai cepat rusak karena tempat yang dititipi susu kedelai tidak menyediakan lemari pendingin. Susu kedelai yang rusak ditandai berubahnya bau,warna,rasa atau cairan mengental kemudian pisahnya air dengan endapan sari kedelai. 1. Gunakan bahan baku yang baik. 2. Bersihkan semua alat sebelum digunakan. 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja. 4. Masaklah pangan secara seksama dan sempurna untuk membunuh mikroorganisme yang ada di dalamnya. 5. Simpanlah pangan di tempat yang sesuai. Selain dengan cara seperti di atas, untuk menghindari/mencegah serta menghambat pertumbuhan bakteri dalam pangan agar lebih tahan lama dilakukan proses pengawetan pada pangan Salah satu dari beberapa teknik pengawetan pangan adalah memberikan bahan tambahan pangan (BTP) untuk pengawetan, hal ini dilakukan dengan menambahkan suatu bahan kimia tertentu dengan jumlah tertentu yang diketahui memiliki efek mengawetkan dan aman untuk dikonsumsi manusia. Jenis dan jumlah pengawet yang diijinkan untuk digunakan telah dikaji keamanannya. BTP digunakan dalam pangan setidaknya mempunyai lima alasan utama, yaitu: Untuk mempertahankan konsistensi produk. Emulsifier memberikan tekstur produk berbentuk emulsi atau suspensi yang konsisten dan mencegah pemisahan fasa air dengan fasa lemak suatu emulsi atau pemisahan fasa cair dan fasa padat suatu suspensi. Penstabil dan pengental menghasilkan tekstur yang lembut dan homogen pada pangan tertentu. Untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi. Vitamin dan mineral yang ditambahkan ke dalam pangan seperti susu, tepung, serelia lain dan margarin untuk memperbaiki kekurangan zat tersebut dalam diet seseorang atau mengganti kehilangannya selama proses pengolahan pangan. Fortifikasi dan pengayaan pangan semacam ini telah membantu mengurangi malnutrisi dalam populasi masyarakat Amerika. Semua pangan yang mengandung nutrien yang ditambahkan harus diberi label yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara internasional atau sesuai ketentuan masing-masing negara. Untuk mempertahankan kelezatan dan kesehatan (wholesomeness) pangan. Pengawet menahan kerusakan pangan yang disebabkan oleh kapang, bakteria, fungi atau khamir. Kontaminasi bakteria dapat menyebabkan penyakit yang dibawa makanan (food born illness) termasuk botulism yang membahayakan kehidupan. Mengembangkan atau mengatur keasaman/kebasaan pangan. Bahan pengembang yang melepaskan asam bila dipanaskan bereaksi dengan baking soda membantu mengembangkan kue, biskuit dan roti selama proses pemanggangan. Pengatur keasaman/kebasaan membantu memodifiksi keasaman/kebasaan pangan agar diperoleh bau, rasa dan warna yang sesuai. Untuk menguatkan rasa atau mendapatkan warna yang diinginkan. Berbagai jenis bumbu dan penguat rasa sintetik atau alami memperkuat rasa pangan. Sebaliknya warna memperindah tampilan pangan tertentu untuk memenuhi ekspektasi konsumen. Tujuan penggunaan bahan tambahan pangan pengawet Pengawetan pangan disamping berarti penyimpanan juga memiliki 2 (dua) maksud yaitu : 1. menghambat pembusukan dan 2. menjamin mutu awal pangan agar tetap terjaga selama mungkin. Penggunaan pengawet dalam produk pangan dalam prakteknya berperan sebagai antimikroba atau antioksidan atau keduanya. Jamur, bakteri dan enzim selain penyebab pembusukan pangan juga dapat menyebabkan orang menjadi sakit, untuk itu perlu dihambat pertumbuhan maupun aktivitasnya. Jadi, selain tujuan di atas, juga untuk memelihara kesegaran dan mencegah kerusakan makanan atau bahan makanan. Beberapa pengawet yang termasuk antioksidan berfungsi mencegah makanan menjadi tengik yang disebabkan oleh perubahan kimiawi dalam makanan tersebut. Peran sebagai antioksidan akan mencegah produk pangan dari ketengikan, pencoklatan, dan perkembangan noda hitam. Antioksidan menekan reaksi yang terjadi saat pangan menyatu dengan oksigen, adanya sinar, panas, dan beberapa logam. Siapa yang boleh menggunakan bahan tambahan pangan pengawet? Bahan tambahan Pangan Pengawet boleh digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang memproduksi pangan yang mudah rusak. Pencantuman label pada produk pangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. Label pangan sekurang-kurangnya memuat : - Nama produk - Berat bersih atau isi bersih. - Nama dan alamat pabrik yang memproduksi atau memasukkan pangan ke wilayah Indonesia. Penambahan bahan pengawet pada produk pangan menjadi bahan perhatian utama mengingat perkembangan iptek pangan menyangkut hal tersebut yang begitu cepat serta sering menimbulkan teka-teki bagi konsumen menyangkut keamanannya. Garam atau NaCl Telah berabad lampau digunakan hingga saat ini sebagai bahan pengawet terutama untuk daging dan ikan. Larutan garam yang masuk ke dalam jaringan dan mengikat air bebasnya, sehingga menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri penyebab pembusukan, kapang, dan khamir. Produk pangan hasil pengawetan dengan garam dapat memiliki daya simpan beberapa minggu hingga bulan dibandingkan produk segarnya yang hanya tahan disimpan selama beberapa jam atau hari pada kondisi lingkungan luar. Ikan pindang, ikan asin, telur asin dan sebagainya merupakan contoh produk pangan yang diawetkan dengan garam. Gula atau sukrosa Gula atau sukrosa merupakan karbohidrat berasa manis yang sering pula digunakan sebagai bahan pengawet khususnya komoditas yang telah mengalami perlakuan panas. Perendaman dalam larutan gula secara bertahap pada konsentrasi yang semakin tinggi merupakan salah satu cara pengawetan pangan dengan gula. Gula seperti halnya garam juga menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri penyebab pembusukan, kapang, dan khamir. Dendeng, manisan basah dan atau buah kering merupakan contoh produk awet yang banyak dijual di pasaran bebas. Cuka buah atau vinegar Merupakan salah satu bahan yang dapat digunakan untuk mengawetkan daging, asyuran maupun buah-buahan. Acar timun, acar bawang putih, acar kubis (kimchee) merupakan produk pangan yang diawetkan dengan penambahan asam atau cuka buah atau vinegar. Data pengaturan bahan pengawet dari Codex Alimetarius Commission (CAC), USA (CFR), Australia dan New Zealand (FSANZ) tercatat 58 jenis bahan pengawet yang dapat digunakan dalam produk pangan. Indonesia melalui Peraturan Menteri Kesehatan No. 722 tahun 1988 telah mengatur sebanyak 26 jenis bahan pengawet. Sehubungan denga teka-teki yang muncul menyangkut keamanan penggunaan bahan pengawet dalam produk pangan, maka Tabel berikut disajikan kajian keamanan beberapa pengawet yang banyak digunakan oleh industri pangan. Tabel. Pengaruh beberapa bahan pengawet terhadap kesehatan Bahan Pengawet Produk Pangan Pengaruh terhadap Kesehatan Ca-benzoat Sari buah, minuman ringan, minuman anggur manis, Dapat menyebabkan reaksi merugikan pada asmatis dan yang peka terhadap aspirin Sulfur dioksida Sari buah, cider, buah kering, kacang kering, sirup, acar Dapat menyebabkan pelukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan K-nitrit Daging kornet, daging kering, daging asin, pikel daging Nitrit dapat mempengaruhi kemampuan sel darah untuk membawa oksigen, menyebabkan kesulitan bernafas dan sakit kepala, anemia, radang ginjal, Ca- / Na-propionat Produk roti dan tepung Migrain, kelelahan, kesulitan tidur Na-metasulfat Produk roti dan tepung Alergi kulit Asam sorbat Produk jeruk, keju, pikel dan salad Pelukaan kulit Natamysin Produk daging dan keju Dapat menyebabkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan pelukaan kulit K-asetat Makanan asam Merusak fungsi ginjal BHA Daging babi segar dan sosisnya, minyak sayur, shortening, kripik kentang, pizza beku, instant teas Menyebabkan penyakit hati dan kanker. Mencermati kemungkinan gangguan kesehatan seperti yang tercantum dalam Tabel, maka FDA mensyaratkan kepada produsen pangan untuk membuktikan bahwa pengawet yang digunakan aman bagi konsumen dengan mempertimbangkan : - Kemungkinan jumlah paparan bahan pengawet pada konsumen sebagai akibat mengkonsumsi produk pangan yang bersangkutan. - Pengaruh komulatif bahan pengawet dalam diet. - Potensi toksisitas (termasuk penyebab kanker) bahan pengawet ketika tertelan oleh manusia atau binatang. Namun demikian perlu diperhatikan hal-hal penting dalam menggunakan bahan tambahan pangan pengawet adalah : - Pilih pengawet yang benar/yang diijinkan untuk dalam pangan serta telah terdaftar di Badan POM RI. - Bacalah takaran penggunaannya pada penandaan/label. - Gunakan dengan takaran yang benar sesuai petunjuk pada label. - Membaca dengan cermat label produk pangan yang dipilih/dibeli serta mengkonsumsinya secara cerdas produk pangan yang menggunakan bahan pengawet. Adopted from BPOM.
Beberapa cara dilakukan para penjual susu kedelai agar dagangannya awet dan jurus terakhir yang dipakai adalah pemberian bahan kimia pengawet makanan. Cara ini meskipun masih ditolerir sebatas bahan pengawet makanan tersebut direkomendasikan BPOM. Meskipun demikian, hal tersebut menjadikan dilema bagi dua pihak penikmat susu kedelai disatu sisi konsumen dan pihak lain produsennya. Konsumen menginginkan produk susu kedelai yang dikonsumsi fresh dan terhindar dari tambahan bahan kimia apapun baik itu pewarna ataupun pengawet bahan makanan, karena prinsip orang mengkonsumsi susu kedelai adalah untuk menjaga kesehatan tubuh dan bukan sekedar penebus rasa haus saja. Disisi lain, pihak produsen susu kedelai tidak mau mengalami banyak kerugian apabila produk susu kedelai cairnya yang telah dititipkan cepat rusak dalam beberapa jam saja.
Meskipun banyak yang tidak merekomendasikan pemberian bahan pengawet makanan/minuman utamanya susu kedelai cair, ada baiknya juga kita pelajari apa dan bagaimana bahan kimia pengawet ini sebenarnya. Saya telah posting juga di blog ini cara memperpanjang keawetan susu kedelai tanpa bahan pengawet silahkan baca-baca lagi.MENGENAL BAHAN KIMIA PENGAWET MAKANAN DAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN.
Bagaimana mencegah pangan agar tidak rusak..?
Antioksidan adalah pengawet yang mencegah terjadinya bau yang tidak sedap. Antioksidan juga mencegah potongan buah segar seperti apel menjadi coklat bila terkena udara.
ikan asin
(SO2)
alergi
muntah
INFO BERKAITAN DIBAWAH INI:
Susu Kedelai Cepat Saji Buatan Suharsi, Rasa Lezat Omset Melesat Menggunakan Mesin Otomatis Susu Kedelai
BERITA *
Manfaatkan Kesempatan promo sebelum harga Naik. Harga mesin Kinichi Rp. 1.530.000,-
Stok merk KINICHI sedang kosong yang ada merk CAINA yang bisa untuk bikin susu kedelai/sari kedelai dan bubur, harga lebih murah untuk lihat gambarnya KLIK disini. Detail produk & harga silahkan sms nama & lokasi anda ke 08175113313 / email, nanti akan dikirim file panduan mesin lebih lengkap.Terima kasih
Taufik Hidayanto08175113313
thidayanto {at} gmail {dot} com
Senin, 29 Desember 2008
Bahan Pengawet Makanan | Susu Kedelai
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
11 komentar:
terima kasih infonya..ibu saya membutuhkan info seperti ini..salam hangat.. :)
informasinya sangat edukatif. ditunggu info berikutnya. :) terima kasih..
Bahan pengawet sebenarnya kalo digunakan sesuai aturan masih bisa ditolerir. Produsen juga ingin agar produknya lebih tahan lama dan ini suatu hal yang wajar.
thanks atas infonya ini sangat bermanfaat.. Dan bisa membantu usaha saya jauh lebih besar lagi..
Gmn klo buat sari kedelai.bisa d kasih pengawet gak boss
Gmn klo buat sari kedelai.bisa d kasih pengawet gak boss
Bisa saja asal sesuai prosedur dari dinkes...Namun lebih aman diawetkan dengan cara yang alami saja seperti ditaruh kedalam frezer
Tahan berapa lama
Kalau susu kedelai pengawet yg relatif aman apa dan takarannya.mohon ibfonya
Sari kedelai direkomendasikan memakai pengawet apa? Mohon sarannya
Pengawet yang aman untuk susu kacang kedelai? Takaran dan tahannya sampai berapa lama.
Cara penambahan bahan pengawetnya
Posting Komentar